Pengertian Supervisi Klinis - Seperti yang dikatakan didepan bahwa dalam penelitian supervisi bimbingan konseling menggunakan teori supervisi klinis. Adapun yang dimaksud dengan Supervisi klinis adalah Sahertian, menyatakan bahwa superisi klinis adalah : Suatu proses pembimbingan dalam pendidikan yang bertujuan membantu pengembangan profesional guru dalam pengenalan mengajar melalui observasi dan analisis data secara obyektif, teliti sebagai dasar untuk usaha mengubah perilaku mengajar guru. Sedangkan menurut Direktorat Pendidikan Menengah Umum Supervisi klinis adalah :
Supervisi yang dilaksanakan oleh pejabat dilingkungan pendidikan, yang atas dasar otoritas formal dan profesionalnya, melakukan kegiatan supervisi terhadap petugas pelaksana pendidikan yang berada pada jenjang dibawahnya, dengan tujuan agar pejabat tersebut dapat membantu petugas pelaksana kependidikan menjalankan tugas-tugasnya dibidang pendidikan dengan cara yang sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan dan standar yang ditetapkan.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan, bahwa supervisi klinis dalam layanan bimbingan konseling adalah layanan bantuan kepada guru pembimbing dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan perilaku guru pembimbing dalam melaksanakan tugas sehingga menjadi lebih berdaya guna dan berhasil guna.
|
Supervisor |
Tujuan Supervisi Klinis
Kepala Sekolah dalam melaksanakan supervisi klinis mempunyai tujuan, seperti yang dikemukakan oleh Direktorat Pendidikan Menengah Umum bahwa supervisi klinis mempunyai tujuan membantu petugas pelaksana pendidikan agar mereka dapat melaksanakan tugas-tugas mereka dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan dan standar yang ditetapkan. Sedangkan Taufik, menyatakan tujuan supervisi klinis adalah meningkatkan keterampilan profesional dan fungsi-fungsi etis konselor. Berdasarkan uraian diatas, tujuan supervisi klinis dalam bimbingan konseling adalah membantu guru pembimbing agar mampu melaksanakan dan meningkatkan tugas-tugas serta fungsi profesi dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan dan standar yang ditetapkan.
Ciri-ciri Supervisi Klinis
Supervisi klinis berbeda dengan supervisi yang lain, oleh sebab itu super- visi klinis yang baik mempunyai ciri-ciri, menurut Sehertian, bahwa ciri supervisi klinis adalah :
a. Bantuan yang diberikan bukan bersifat instruksi atau memerintah, tetapi tercipta hubungan manusiawi.
b. Supervisi timbul dari harapan dan dorongan guru pembimbing sendiri.
c. Tingkah laku melakukan kegiatan/mengajar merupakan satuan yang terintergrasi, maka harus di analisis.
d. Suasana dalam supervisi harus penuh dengan kehangatan, kedekatan dan keterbukaan.
e. Aspek yang disupervisi tidak hanya keterampilan melaksanakan tugas tetapi juga aspek kepribadian.
f. Instrumen Observasi yang digunakanmerupakan hasil kesepakatan antara kepala sekolah dengan guru pembimbing.
g. Balikan harus cepat diberikan dan harus obyektif.
h. Percakapan balikan harus datang dari guru pembimbing lebih dulu bukan dari kepala sekolah.
Prinsip – prinsip supervisi klinis
Dalam melakukan supervisi klinis kepala sekolah harus memperhatikan prinsip-prinsip yang ada agar pelaksanaan supervisi dapat berjalan sesuai dengan harapan, Adapun prinsip supervisi klinis menurut Sahertian, meliputi:
a. Supervisi dilaksanakan berdasarkan inisiatif dari guru pembimbing
b. Hubungan manusiawi bersifat interaktif dan rasa kesejawatan
c. Suasana bebas, guru pembimbing bebas untuk mengemukakan pandangan nya, kepala sekolah berusaha untukmemahami apa yang diharapkan oleh guru pembimbing
d. Obyek kajian adalah kebutuhan profesional yang nyata dialami oleh guru pembimbing
e. Perhatian dipusatkan pada unsur-unsur spesifik yang harus diperbaiki.
Supervisi klinis dalam supervisi bimbingan konseling ini menggunakan pendekatan kolaboratif, sebab dengan pendekatan kolaboratif dapat mening-katkan hubungan antara kepala sekolah dengan guru pembimbing. Seperti yang diungkapkan oleh Direktorat PendidikanMenengah Umum “ Untuk
mencapai hasil yang memuaskan dalam pelaksanaan supervisi klinis diterapkan pendekatan yang kolaboratif, yang memberi warna kemitraan antara supervisor dan orang yang disupervisi”. Adapun ciri pendekatan kolaboratif dalam supervisi klinis menurut Direktorat Pendidikan Menengah Umum yaitu :
a. Supervisor bertindak sebagai mitra atau rekan kerja
b. Kedua belah pihak berbagi kepakaran
c. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan inkuiri, yakni saya mencoba memahami apa yang dilakukan oleh orang yang saya amati
d. Diskusi sebagai langkah lanjut daripengamatan bersifat terbuka atau fleksibel dan jelas tujuannya.
e. Tujuan supervisi adalah membantu guru pembimbing berkembang menjadi guru pembimbing yang profesional melalui kegiatan yang reflektif.