John Santrock mengatakan intelegensi (kecerdasan) merupakan kemampuan verbal, ketrampilan-ketrampilan pemecahan masalah dan kemampuan untuk belajar dan menyesuaikan diri dengan pengalaman hidup sehari-hari.
Menurut Phares intelegensi dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan, kemampuan untuk belajar atau kapasitas untuk menerima pendidikan, dan kemampuan untuk berfikir secara abstrak menggunakan konsep-konsep.
Berbeda dengan pendapat Alfred Binet, seorang tokoh utama perintis pengukuran intelegensi mendefinisikan intelegensi terdiri dari tiga komponen. Pertama yaitu kemampuan untuk memusatkan pada suatu masalah yang harus dipecahkan (Direction). Kedua yaitu kemampuan untuk mengadakan adaptasi terhadap masalah yang dihadapinya atau fleksibel dalam menghadapi masalah (Adaptation). Terakhir ialah kemampuan untuk mengkritik orang maupun dirinya sendiri (Criticism). Kemampuan ini kemudian dikenal dengan kecerdasan intelektual.
|
Kecerdasan Intelektual |
Kecerdasan intelektual adalah kecerdasan yang menuntut pemberdayaan otak, hati, jasmani, dan pengaktifan manusia untuk berinteraksi secara fungsional dengan yang lain. Intelectual Quotient atau yang biasa disebut dengan IQ merupakan sebuah kecerdasan yang memberikan kemampuan untuk berhitung, beranalogi, berimajinasi, dan memiliki sumber daya kreasi serta inovasi. Kecerdasan intelektual merupakan kecerdasan tunggal dari setiap individu yang pada dasarnya hanya bertautan dengan aspek kognitif dari setiap masing-masing individu.
Dalam Al-Qur’an kecerdasan intelektual biasa disebut dengan Al-‘Aql yang berati kepandaian atau kecerdasan. Dalam Al-Qur’an kata ‘aql tidak berbentuk nomina tapi berbentuk kata kerja, hal ini menunjukkan bahwa Al-Qur’an tidak hanya menghargai akal sebagai kecerdasan intelektual semata tapi mendorong dan menghormati manusia untuk menggunakan akalnya secara benar.
IQ adalah kemampuan seseorang untuk berimajinasi secara abstrak. Kecerdasan intelektual seseorang dapat diukur dari pengetahuan umum luas, kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang, sifat inkuisitif yang mencakup rasa ingin tahu, kemampuan analistik, daya ingat yang kuat, rasionalitas, dan naluri relevansi.
Faktor yang mempengaruhi kecerdasan intelektual
Bayle mengemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi intelektual individu yaitu:
1) Faktor keturunan , faktor ini didasari dari sudut pandang biologis dimana masing-masing individu lahir memiliki gen yang berbeda
2) Latar belakang social ekonomi misalnya pendapatan keluarga, pekerjaan orang tua, dan faktor lain yang mempengaruhi taraf intelegensi individu dalam usia 3 tahun sampai remaja
3) Lingkungan hidup, lingkungan hidup yang baik akan menciptakan kemampuan intelektual yang baik pula dan sebaliknya
4) kondisi fisik, kondisi fisik dapat dilihat dari keadaan gizi yang kurang baik, kesehatan yang buruk, dan perkembangan fisik yang lambat menyebabkan pertumbuhan intelegensi yang rendah
5) iklim emosi dimana individu dibesarkan mempengaruhi perkembangan mental individu yang bersangkutan
Sedangkan menurut Saifudin Azwar selain yang disebutkan oleh Bayle tersebut, terdapat dua faktor lain yang mempengaruhi kecerdasan intelektual seorang individu. Pertama yaitu faktor bawaan yang merupakan faktor yang sangat dalam intelegensi seseorang. Hal ini dikarenakan setiap manusia membawa sifat tertentu sejak lahir, sifat alami inilah yang sangat menentukan pembawaan seseorang. Kedua yaitu faktor lingkungan yang sebenarnya diawali sejak terjadinya pembuahan sampai saat lahir. proses belajar. Hal tersebut dimaksudkan karena proses belajar pengaruh budaya secara tidak langsung juga mempengaruhi individu.
Ciri-ciri kecerdasan intelektual
Seorang yang mempunyai kecerdasan intelektual yang tinggi akan tercermin dalam perilaku sehari-hari. Menurut Nickerson, Perkins dan Smith ciri-ciri kecerdasan intelektual ialah sebagai berikut:
1) Kemampuan untuk mengklasifikasikan pola
Semua manusia yang mempunyai intelegensi normal akan mampu menempatkan stimulus tak-identik ke dalam kelompok. Kemampuan ini merupakan dasar berfikir dan berbahasa, karena kata-kata pada umumnya merepresentasikan pengkategorian informasi
2) Kemampuan untuk memodifikasi perilaku adaptif
Kemampuan seseorang dalam menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan yang ada. Para teoritikus menyetujui bahwa kemampuan beradaptasi ini merupakan hal terpenting yang mencirikan intelegensi manusia
3) Kemampuan untuk berfikir secara deduktif
Berfikir deduktif meliputi pembuatan kesimpulan yang logis dari suatu premis
4) Kemampuan berfikir secara induktif
Orang yang berfikir secara induktif perlu “keluar” dari informasi yang diberikan, untuk mengetahui atau menemukan aturan-aturan maupun prinsip dari beberapa peristiwa yang spesifik
5) Kemampuan untuk mengembangkan dan menggunakan model konseptual
Kemampuan ini berarti individu membentuk kesan tentang dunia dan bagaimana dunia berfungsi serta menggunakan model tersebut untuk memahami dan menginterpretasikan semua peristiwa dalam hidup
6) Kemampuan untuk memahami atau mengerti
Kemampuan yang berkaitan dengan kemampuan untuk melihat hubungan masalah dan memahami makna hubungan tersebut dalam memecahkan masalah
Sumber Referensi:
1. Fitrah Akbar, Pengaruh Kepribadian, Motivasi, Dan Keluarga Terhadap Minat Mahasiswa Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Airlangga Untuk Berwirausaha (Skripsi Universitas Airlangga, 2013), 27.
2. John W Santrock, Life Span Development Jilid 1 (Jakarta: Erlangga, 2002), 318.
3. Desmita, Psikologi Perkembangan (Bandung: Rosdakarya, 2006), 163.
4. Mochlis Sholichin, Psikologi Belajar (Surabaya: Pena Salsabila, 2013), 190.
5. Iwan Agung Kusuma Pranata, Pengaruh IQ, EQ, SQ Terhadap Motivasi Berprestasi Pegawai Di Kantor Pelayanan Bead An Cukai Tipe A Khusus Tanjung Perak Surabaya (Tesis—Universitas Airlangga, 2005), 33.
6. Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi (Jakarta: Rineka, 2003), 16.
7. Saifudin Azwar, Psikologi Intelegensi (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 1996), 75.
8. Robert L Solso dkk, Psikologi Kognitif (Jakarta: Erlangga), 456